Tuesday 5 February 2013

resume agama kristen



BAB
I
Sikap Yesus Terhadap Itegritas Elit Politik


‘kebenaran atau keadaan menjadi benar’(Mrk. 12:14).dalam perjanjian lama,kata integritas adalah tom,dari kata kerja taman(bahasa Ibrani).artinya ‘menjadi komplet’ atau ‘untuk menuntaskan’(Ams. 11:13).
Bagaimana sikap Tuhan Yesus terhadap integritas elit politik?
                Pertama,hidup berintegrasi dengan visi pengapdia kepada Allah dan rakyat.Yesus berkata: “Kamu tidak dapat mengapdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Mat.  6:24).dalam hal iniyesus  menyikapi pentingnya orientasi hidup manusia tidak dikuasai oleh harta duniawi (Mat. 6:21),sebab hati manusia tidak merasa puas dengan apa yang ada padanya.
                Amanah yang diberikan rakyat kepada elit politik ialah menyejahterakan mereka.Namun para elit politik telah ‘melacurkan’ dirinya pada materi.mereka telah melanggar amanah yang diberikan rakyat.
                Visi mengapdi kepada Allah didasari pada keyakinan bahwa semua kekuasaan di dunia ini berasal dari Allah(Rm 13).visi mengapdi kepada rakyat didasari kenyataan bahwa kedaulatan tertinggi di tangan rakyat. Oleh karena itu,mengapdi kepada Allah dan melayani rakyat adalah sikap mulia yang terpuji yang harus diterapkan oleh elit politik dalam berdemokrasi.Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,karena merekalah yang empunyai Kerajaan Sorga” (Mat. 5:2-3).
                Kedua,hidup berintegrasi terhadap dosa dan berempati terhadap permasalahan rakyat.Yesus berkat: “berbahagialah orang yang berdukacita,karena mereka akan dihibur “ (Mat. 5:4). Dalam teks Yunani,istilah ‘berdukacita’ (penthountes) seharusnya di terjemahkan ‘bersedih karena dosa meraja lela di dunia’.seorang elit politik berintegrasi terhadap dosa dan merasa ‘risih’ terrhadap korupsi,kolusi,dan nepotisme Tuhan Yesus berkata kepada para pengikut-Nya sebagai berikut: “janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; dibumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri tidak membongkar sertmencurinya. “(Mat. 5:19-20).
                Ketiga,hidup berintegrasi ditandai dengan kerendahan hati.Yesus berkata: “berbahagialah orang yang lemah lembut,karena mereka akan memiliki bumi” (Mat. 5:5)
                Keempat, hidup berintegrasi dengan lapar dan haus untuk menegakkan kebenaran.Yesus berkata: “berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,karena mereka semua akan dipuaskan.”(Mat. 5:6).
                Kelima,hidup berintegrasi bermuara dari kesucian hatinya.Yesus berkata: “karena itu haruslah kamu sempurna,sama seperti Bapamu yang di sorgaadalah sempurna”(Mat. 5:48).
                Keenam,hidup berintegrasi adalah mendatangkan damai bagi orang lain Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang membawa damai,karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”(Mat. 5:9).
                Ketujuh,hidup berintegrasi adalah siap karena memperjuangkan keadilan dan kebenaran.Yesus berkata: “Bebahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran,karena merekalah yang empunyai kerajaan sorga”(Mat. 5:10).
BAB
II
SIKAP GEREJA TERHADAP POLITIK


Politik berasal dari bahasa yunani yaitu polis (kata benda) yang berarti kota atau suatu komunitas(Arnd Gingrich,1979:685-686).istilah lain dalam bahasa yunani ialah  politea (kata benda) yang berarti warga Negara,Negara,kesejahtraan atau way of life (Arnd Gingrich,1979:686).jadi,politik pada mulanya berarti suatu masyarakat yang berdiam di suatu kota.
Secara teori,defenisi politik berkembang sesuai persfektif.dengan demikian,dalam Negara demokrasi,politik didefinisikan sebagai kekuasaan menduduki parlemen atau pemerintah.oleh karena itu politik diidentik dengan kedudukan atau kekuasaan.
Politik Yesus adalah politik moral dan tidak merebut kekuasaan atau keduduka dalam pemerintahan.Oscar Cullman membedakan antara politea dan politeuma.politea berarti politik dalam arti merebut kekuasaan atau kedudukan dalam pemerintahan.sedangkan politeuma adalah politik yang menekankan tegaknya nilai-nilai kerajaan Allah di dunia.
                Gereja hadir didunia untuk menjalankan amanat Yesus menjadi garam dan terang dunia        (Mat. 5:13-16).Kamu adalah garam dunia”.ada tiga makna garam dalam kehidupan sehari-hari.
                Pertama garam berfungsi sebagai penyedap rasa makanan.Demikian juga kehadiran Kristen tidak perlu ditonjolkan dalam masyarakat.Namun,perannya secara konkret memberi damai sejahtra(shalom) dalam masyarakat.secara politis kehadiran  Kristen dalam Negara(politik) harus dirasakan manfaatnya,agar memberi pengaruh ‘menyedapkan’bangsa dan Negara.
                Kedua garam berfungsi sebagai pengawet makanan.garam membebaskan makanan dari zat kimiawi yang membahayakan tubuh.Fungsi pengawet secara politik kita maknai sebagai kehadiran Kristen dalam Negara menjadi pemersatu,pendamai,dan mencegah tindakan yang akan meruntuhkan bangsa dan Negara.
                Ketiga,garam berfungsi membunuh bakteri.Bila anda luka atau jatuh dan berdarah dan tidak ada obat,garam dapat dipakai sebagai obat.senyawa dalam garam berperan membunuh bakteriyang ada dalam luka.maknanya secara politik terhadap Kristen ialah ‘mencegah’ atau ‘mematikan’ tindakan korupsi dalam semua lapisan masyarakat.
                Sedangkan peran terang dalam konteks politik adalah trasparansi hidup(integritas)yang ‘memancarkan’keteladanan .oleh karena itu,kehadiran gereja mengembalikan dunia ini pada tujuan semula Allah menciptakan:memuliakan Allah dalam segala tindakan hidup kita termasuk dalam bidang politik.
                Intinya gereja-gereja di Indonesia menabukan politik,ini dipengaruhi oleh pandangan bahwa berpolitik itu dosa atau kotor.berpolitik bagi gereja bukan berarti aktif dalam partai politik,melainkan Gereja mentransformasi nilai-nilai keadilan,kebenaran,dan kemajuan peradaban baru dalam masyarakat (bnd. Mat. 5:13-16).pemerintah adalah hamba Allah untuk menyejahterakan rakyat(Rm.13).keduanya adalah hamba Allah,tetapi dengan tugas yang berbeda.politik Yesus adalah politik memperjuangkan nilai-nilai keadilan.Dengan demikian,berpolitik adalh panggilan dan amanah Allah.


BAB
III
SIKAP YESUS TERHADAP NEGARA
(POLITIK)


                Orientasi partai politik adalah merebut kekuasaan atau menempatkan orang dalam pemerintah untuk mengatur masyarakat atau Negara (polis).sedangkan orientasi Yesus adalah politeuma yang focus pada kekuasaan secara rohani,dimana Allah memerintah umat-Nya.Yesus tidak mendirikan partai politik.oleh karena itu,Dia tidak berambisi merebut kekuasaan di dunia.Namun,Yesus memahami bahwa Dia sering dijebak oleh orang Farisi,dengan maksud mempersalahkan-Nya secara hokum.Oleh karena itu Yesus pun ‘berpolitik etik’ untuk menegakkan keadilan kebenaran,dan kesejahtraan.
                Munculnya ide partai politik dilatarbelakangi oleh keinginan mengembalikan kedaulatan kepada rakyat.hal ini sebagai penggantia kekuasaan Allah yang di representasikan  oleh seorang raja.oleh karena itu yang berdaulat dalam hidup manusia dan pemerintahan adalah Allah,partai politik diperlukan suatu Negara.
                Pemaknaan Injil  secara baru dalam konteks politik adalah pemaknaan nilai-nilai Kerajaan Allah yang dapat mendatangkan kesejahtraan bagi semua rakyat.kesejahtraan atau keselamatan.yang dating dari Allah bukan hanya untuk orang percaya saja,tetapijuga untuk mereka yang tidak percaya pada-Nya.
                Pandangan Cullman (1963) berparalel dengan pandangan Jhon H. Yoder (1972) dengan berbagai penajaman.Menurut Yoder (1972) Yesus adalh tokoh yang radikal menentang ‘kekuasaan’ dan ‘struktur’ dengan cara yang halus.Yesus tidak mau terjebak desakan para murid ketika Dia masuk Yerusalem dengan dielu-elukan banyak orang “Hosanna,bagi anak Daud,diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,hosanna ditempat yang maha tinggi!” (Mat. 21:1-9; Luk. 19:28-38; Yoh. 12:12-15).
                Konsep Negara (politik) pada abad 16 ditandai sebagai zaman pencerahan karena adanya gugatan rakyat terhadap penyimpangan moral yang dilakukan para keluarga raja dan  bangsawan.
                Ketidakjelasan Yesus dalam berpolitik bukan berarti ‘melarang’ orang Kristen untuk berpolitik.Justru Yesus tidak mengajar secara detil dalam Perjanjian Baru,maka kita harus mencarinya sendiri untuk menerapkan nilai-nilai Kerajaan Allah.Allah berdaulat atas jalannya sejarah manusia dalam semua pemerintahan di dunia.ini merupakan tesis yang diyakini kebanyakan orang Kristen bardasarkan Roma 13.tesis yang kedua ialah kita perlu krisis terhadap pemerintahan karena tidak semua pemerintah di dunia ini taat pada Allah.perpaduan antara dua tesis tersebut akan membawa kita pada sintesis: “Allah berdaulat atas jalannya pemerintahan di dunia,untuk itu orang Kristen perlu bekerja keras dalam berpolitik dalam rangka mewujudkan Negara yang adil dan makmur bagi seluruh masyarakat Indonesia”.







BAB
IV
SIKAP YESUS TERHADAP KEKUASAAN


                Kekuasaan secara politik berhubungan dengan elit politik yang sedang memerintah karena perilakunya menjadi panutan bagi masyarakat (teori voluntaris dan hermeneutik).kekuasaan secara politik terpisah dari hierarki Gereja,tetapi dalam praktiknya,Negara sering mencampurinya urusan Internal Gereja.Berpolitik adalah pangilan mulia untuk mewujudkan kesejahtraan rakya.Oleh karena itu,politisi Kristen seharusnya tidak berorientasi mencari kekuasaan (kedudukan di parlemen dan pemerintahan),sebab Allah akan memberikan kekuasaan (eksousia) yang melebihi kuasa dari dunia.
                Yesus tidak apatis dengan kekuasaan (kemampuan) atau pemerintahan di dunia ini.pemerintahan Allah adalah pemerintahan yang rohani dan hanya layak bagi mereka yang hidup rohani.
                Menurut Yesus,kuasa (eksousia) tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.Karena kuasa Allah bukan berasal dari manusia,tidak ada hak bagi manusia untuk “mengklaim memilikinya”.kuasa yang diberikan Yesus kepada para murid bukan hanya untuk menjadikan diri mereka berkemampuan memerintah orang lain.kuasa Allah itu dinamis dan akan mendorong mereka untuk bersaksi pada dunia ini.
                Tujuan orang Kristen terlibat aktif dalm parlemen dan pemerintahan ialah mewujudkan kebijakan yang pro orang miskin,meningkatkan kualitas pendidikan bagi kaum miskin, terciptanya peluang kerja bagi masyarakat,dan terwujudnya kecukupan kebutuhan sandang,pangan,papan bagi masyarakat.
                Dalam konteks sikap Yesus terhadap kekuasaan (eksouia),itu berarti Yesus menekankan pentingnya kuasa itu amanah..Artinya orang yang mendapatkan kuasa Ilahi itu mengemban tugas untuk mendatangkan sejahtra bagi masyarakat (sesama).Yesus membedakan antara eksouia dan dunamin yaitu: (1) eksouia dari Allah dan (2) dunamin kepercayaan masyarakat.karena kehadiran orang Kristen di Indonesia tidak bias dipisahkan dari masyarakat (komunitas),kehadirannya mengemban amanah Allah.
                Menjadi politis (Kristen) atau pejabat public adalah panggilan mulia dan bukan mencari harta.apabila orang Kristen menjadikan dua mandat ini sebagai panggilan Ilahi,artinya bukan untuk mencari kekuasaan dan uang,dia telah menjalankan dan menafsirkan amanah Yesus dengan tepat.

               

1 comment: