Tuesday 5 February 2013

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH



I .LANDASAN TEORI MEDIS
A.     Pengertian Medis
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang atau sama dengan 2500 gr (WHO, 1961).
Pada kongres Europeran Perinatal Medicine ke II di London tahun 1970 telah disusun sebagai berikut :
1.        Bayi kurang bulan (BKB) dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
2.        Bayi cukup bulan (BCB) dengan masa kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu (259-293 hari)
3.        Bayi lebih bulan (BLB) dengan masa kehamilan 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih)

Bayi BBLR dibagi menjadi 2 golongan yaitu prematuritas murni dan dismatur
1. PREMATURITAS MURNI
1.         Pengertian
prematusritas murni adalah neonates dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badab untuk masa kehamilan atau masa disebut neonates kurang bulan sesuai masa kehamilan (BKB-SMK)

2.         Etiologi
Factor yang dapat menyebabkan prematuritas murni yaitu :

a.    Faktor ibu
1.    Gizi saat hamil kurang
2.    Umur kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun
3.    Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
4.    Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung , gangguan pembulu darah (meroko)
5.    Factor pekerja yang terlalu berat kebiasaan, kebiasaan peminum alcohol

 b. Faktor Kehamilan
1.    Hamil hidronmion
2.    Hamil ganda
3.    Perdarahan antepartum
4.    Komlikasi hamil : pre-eklamsia/ eklamsia, ketuban pecah dini
 c. Faktor Janin
       1. Cacat bawaan
       2. Infeksi dalam rahim

    d. Faktor Lingkungan

       1. Tempat tinggal, radiasi dan zat-zat racun

3.  Manifstasi Klinis

Tanda-tanda yang dapat ditemukan antara lain :
a.    Berat badan kurang dari 2500 gr, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm
b.    Masa gestasi kurang dari 37 minggu
c.    Kepala lebih besar dari badan
d.    Kulit tipis transparan
e.    Lanugo (bulu-bulu halus), banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
f.     Lemak subkutan kurang
g.    Ubun-ubun dan sutura leger
h.    Genetalia belum sempurna, labia mayora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita). Pada laki-laki testis belum turun sampai ke skrotum
i.      Pembuluh darah kukit banyak terlipat, peristaltic usus dapat terlihat
j.      Rambut tipis halus dan teranyam
k.    Tulang rawan dan daun telinga immature (elastic dan daun telinga masih kurang sempurna)
l.      putting susu belum terbentuk dengan baik
m.  Bayi kecil, posisi masih vital
n.    Pergerakan kurang dan lemah
o.    Banyak tidur, tahis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnea
p.     Otot masih hipotonik
q.    Reflekstonus leher lemah, refleks menghisap dan menelan dan refleks batuk belum sempurna
r.     Kulit tampak mengkilap dan licin
(Prawirohardjo, Sarwono, DR. dr. SpOG 2005, ILMU KEBIDANAN. Jakarta YBP-SP)

4.  Problematik Bayi Prematur
     Alat tubuh bayi premature belum berfungsi seprti bayi matur. Oleh karena itu ia  mengalami banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya. Bersangkutan dengan kurang sempurnanya alat-alat tubuhnya, bayi anatomi maupun visiologi, maka mudah timbul beberapa kelaian, sebagai berikut :
a.       Suhu tubuh tidak stabil karena penguapan yang bertambah akibat kurangnya jaringan lemak dibawah kulit, permukaan tubuhnya yang relative lebih luas disbanding berat badan, produksi panas yang berkurang karena lemak colat (brown fat) yang belum cukup.
b.      Gangguan pernafasan karena kekurangan surfaktan paru, pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan masih lemah dan tulang iga mudah melengkung.
c.       Imatur hati memudahkan tersedianya hiperbilirubin memia dan defesiansi vtamin k.
d.      Ginjal yang imatur mengakibatkan kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolism dan ar masih belum sempurna sehingga memudahkan tersedianya edema dan asidosis metabolic
e.       Perdarahan mudah tersedia karena pembuluh darah yang rapuh karena kekurangan factor pembekuan seprti protombin
f.       Gangguan imonologi : daya tahan tubuh infeksi berkurang karena rendahnya kadar 1 gr gama glubolin
g.       Perdarahan dalam otak, bayi premature masih rapuh dan mudah pecah. Bayi sering mengalam gangguan pernafasan sehingga memudahkan terjadinya perdarahan dalam otak.

5.      Penatalaksanaan
a.       Pengaturan suhu.
Bayi premature mudah dan ceapat sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan yang dingin. Untuk mencegah hipotermia,perlu di usahakan lingkungan yang cukup hangat untuk bayi. Bayi di rawat di inkubataor yang mempertahankan suhunya tetap normal sekitar 370c bila bayi di dalam incubator untuk mempertahankan suhunya tetap normal sekitar 370c bila bayi di dalam incubator maka suhunya untuk bayi dengan BB< 2 kg adalah 350c,dan untuk bayi dengan BB2-2,5 kg adalah 340c.
(ilmu kebidanan,yayasan bina pustaka,sarwano prawiroharjo,Jakarta 1991).







      Tabel: suhu incubator sesuai berat badan bayi .
BBL (Gram)
0-24 J
2-3 H
4-7 H
8 Hari
1500
1501-2000
2001-2500
72500
34-360c
33-34
33
32-33
33-35
33
32-33
32
33-34
32-33
32
31-32
32-33
32
32
32
                         (Asuhan keperawatan perinatal,penerbit buku kedokteran
  Dra. Jumiarni,Jakarta  1995).
b.      Makanan Bayi
1.      Pemberian minuman di mulai setelah bayi berumur 3 jam agar bayi tidak               menderita HipoglikemiaHiperbilirubinemia’

2.      Bayi dengan BBL 2000 gr,atau lebih,dapat menyusui pada ibunya,bayidengan BB kurang dari 1500 gr,kurang mampu mengisap ASI atau susu botol,dalam hal ini bayi di beri minum melalui sonde lambung.

3.      Cara pemberian melalui susu botol adalah dengan frekwensi pemberian yang lebih sering di berikan pertama kali adalah 1-5 ml/Jam,dan jumlahnya dapat di tambah sedikit demi sedikit setiap 12 Jam.

4.      Banyaknya cairan yang di berikan adalah 80 ml/Kg/Hari,pada setiap hari dinaikkan sampai 200 ml/Kg/Hari,pada akhir minggu kedua

5.      Minuman yang paling baik adalah ASI,bila bayi belum dapat menyusui,ASI dipompa dan dimasukkan di botol steril

6.      Bila ASI tidak ada, susunya dapat di ambil dengan susu buatan yang mengandung lemak yang mudah di cerna bayi dan mengandung 20 kalori/30 ml/air dan sekurang-kurangnya bayi mendapat 110 kalori/Kg/BB/Hari.

7.      Uraian pemberian NUTRISI
       BB<1250 gr : 24x minum/Hari
       BB 1250 - 3000 gr : 12x minum/Hari
       BB > 2000 :8x minum/Hari
       Hari I.       60cc     60   cc/Kg BB/hari
       Hari II.      90cc     90   cc/Kg BB/hari
       Hari III.     120cc   120 cc/Kg BB/hari
       Hari IV.     150 cc  150 cc/Kg BB/hari

c. Bayi premature mudah sekali di serang infeksi,infenksi yang sering terjadi adalah
infeksi silang yang terjadi melalui para dokter,perawat,bidan dan petugas lain yang
berhubungan dengan bayi.Untuk mencegah hal ini terjadi maka perlu di dasarkan
akan bahaya infeksi pada bayi,selanjutnya perlu:
1. Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak
     terkena infeksi.
2. Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi.
3. Membersihkan tempat tidur bayi segera sesudah tidak di pakai lagi.
4. Kebersihan ruangan tetap di jaga.
5. Setiap bayi mempunyai perlengkapan tersendiri
6. Setiap petugas di bangsal bayi menggunakan pakaian khusus yang sudah di
    sediakan.
7. Petugas yang menderita penyakit menular di larang merwat bayi.
8. Kulit dan tali pusat bayi harus di rawat dengan baik.
9. Pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca.


2. DIMATURITAS
                  
1.      PENGERTIAN
                        Dimaturitas adalah bayi yang lahir dengan BB kurang dari BB seharusnya untuk masa kehamilan.Hal ini karena mengalami gangguan dalam kandungan dan merupakan bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK).
Bayi KMK menderita gangguan pertumbuhan dalam uterus (Intrautering Growth Retadation)IUGR.
Ada 2 bentuk IUGR menurut ( REFIELD  1975) yaitu :
1.      Propotinate IUGR,sering menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu,berbulan-bulan sebelum bayi lahir,sehingga berat,panjang,dan lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya.
2.      Dispropotinate IUGR,terjadi akibat distress sub akut,gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sebelum Janin lahir.
2.   ETIOLOGI
Setiap keadaan yang mengganggu pertumbuhan zat anatra ibu & janin sama dengan penyebab PREMATURITAS murni
3.      MANIFESTASI KLINIK
            DISMATUR dapat terjadi dalam preterm,term dan post term.
                        a. Pre term       : Sama dengan bayi prematuritas murni
                        b. Term & Post Term
·         Kulit terselubung vernik kaseosa tipis/tidak ada
·         Kulit pucat/bernoda mekonium,kering kriput tipis
·         Jaringan lemak dibawah kulit tipis.
·         Bayi tampak gesit,aktif dan kuat.
·         Tali pusat berwarna kuning kehijauan

4.      PROBLEMATIKA BAYI   KMK
                  Pada  umumnya maturitas fisiolgik bayi ini sesuai dengan masa gestasinya dan sedikit di pengaruhi oleh gangguan pertumbuhan didalam uterus.Bayi KMK lebih mudah hidup di luar kandungan,walaupun demikian harus waspada aka terjadinya komplikasi.
a. Aspirasi mekonium yang sering di ikuti dengan pneumothoraks,ini disebabkan distress yang sering dialami bayi pada persalinan
b. Usher (1970) melaporkan bayi KMK mempunyai HEMOGLOBIN sangat tinggi yang mungkin di sebabkan oleh Hipoksia,Perdarahan paru,Hipotermia,Cacat bawaan karena infeksi intrauterin.







        5. PENATALAKSANAAN
Pada umumnya penatalaksanaan sama dengan perawatan neonates umumnya,seperti pengaturan suhu lingkungan,makanan,mencegah infeksi dan lain-lain.Akan tetapi bayi ini mempunyai problematika yang agak berbeda dengan bayi maka harus di perhatikan hal-hal seperti berikut  ( Markum 1998 ) :
1.      Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya : Dengan pemeriksaan USG  serta melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap.
2.      Selalu monitor keadaan gula darah,bila ada Hipoglikemia maka segera di atasi.
3.      Pemeriksaan Hematokrit dan mengobati bupenriskositasnya
4.      Bayi KMK  membutuhkan lebih banyak kalori bila di bandingkan dengan bayi SMK.
5.      Melakukan Tracjeal – Washing pada bayi yang di duga menderita asapirasi mekonium.

































LANDASAN TEORI KEPERAWATAN


Pengkajian dasar neonates
                 
Ø  Sirkulasi :
Nadi apical mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam batas normal
( 120 – 160 dpm)

Ø  Makanan/Cairan
Tubuh panjang,kurus,lemas dengan perut agak gendut,ukuran kepala besar,didalam hubungannya dengan tubuh sutura kemungkinan mudah digerakkan dan fontanela kemungkinanan besar atau terbuka lebar
Dapat mendenmonstrasikan kedutan atau mata berputar.edema kelopak mata umum terjadi,mata mungkin merapat ( Tergantung pada usia gestasi )

Ø  Pernapasan
-          Apgar  Score kemungkinan rendah
-          Pernapasan mungkin dangkal,tidak teratur,pernapasan diafragmatik intermiten periodic (40 – 60 x/Menit)
-          Mengorok,pernapasan cuping hidung,retraksi suprasternal,atau substernal,atau berbagai derajat cianosis mungkin ada.

Ø  Keamanan
-             Suhu berfluktiasi dengan mudah
-             Menangis suara kemungkinan lemah
-             Wajah mungkin memar,mungkin ada kaput suksedeneum.
-             Kulit kemerahan atau tembus pandang,warna mungkin merah muda/kebiruan akrosianosis/pucat
-             Lanugo terdistribusi secara luas di seluruh tubuh
-             Ekstremitas mungkin tampak edema

Ø  Seksualitas
ü  Genitalia,Labia minora wanita mungkin lebih besar dari Labia mayora
Dengan klitoris lebih menonjol,testis pria mungkin tidak turun,rugae mungkin banyak,atau tidak ada skrotum.
( Marilynn Doengoes 2001)




















DIAGNOSA KEPERAWATAN
    
1.      Perubahan Nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh b/d Imaturitas
Tujuan :kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil yang diharapkan :reflek menghisap baik,berat badan tidak turun,retensi tidak ada.

INTERVENSI
RASIONAL
1.Kaji matu:ritas refleks,berkenaan dengan pemberia makan misalnya:
    -  Mengisap
    -  Menelan
    -  Batuk

2.Berikan ASI/PASI dengan perlahan selama 20 menit dengan kecepatan 1 ml/menit




3.Catat pertumbuhan dan perkembangan dengan menimbang BB dan mengukur PB dan LK setiap minggu

  



4.Berikan  Vitamin dan Mineral
    -  Vitamin A
    -  Vitamin C
    -  Vitamin D  dan
    -  Vitamin E dan zat besi sesuai indikasi

- Menentukkan metode pemberian makan    yang tepat untuk bayi




-Pemberian ASI/PASI terlalu cepat dapat menyebabkan respon balik cepat dengan  regugitasipeningkatan resiko aspirasi dan distensi abdomen,dapat menurunkan status pernapasan


-Pertumbuhan dan peningkatan BB adalah kriteria untuk penentuan kalori,untuk menyesuaikan formula dan untuk menentukan frekwensi pemberian makan,pertumbuhan mendorong peningkatan kebutuhan kalori dan protein.

-Menggantikan simpanan nutrien rendah untuk meningkatkan keadekuatan nutrisi dan menurunkan resiko infeksi.Vit C dapat menurunkan rentan terhadap anemia hemolitik dan menghilangkan dysplasia bronkopulmonal dan fibroplasias retrolenta.
Vit E membantu mencegah hemolisis SDM

2.      Perubahan napas tidak efektif  b/d imaturitas pusat pernapasan                                                                                  vff fv t vv
Hasil yang diharapkan ;kebutuhan O2 terpenuhi dengan kriteria: kebutuhan oksigen terpenuhi,pernafasan normal 40-60x/mnt,pernafasan teratur

INTERVENSI
RASIONAL
1.Kaji mandiri frekuensi pernapasan dan pola pernapasan,perhatikan adanya apnea dan perubahan frekwensi jantung,tonus otot dan warna kulit


2.Hisap jaken napas sesuai kebutuhan


3.Posisikan bayi pada posisi abdomen atau posisi telentang dengan gulungan popok di bawah bahu untuk menghasilkan sedikit hiperekskersi

4.Kolaborasi
Berikan O2 sesuai indiasi dan instruksi dari dokter
- Membantu dalam membedakan peroide perputaran pernapasan normal dari serangan apneik sejati,yang terutama sering terjadi sebelum gestasi minggu ke 30

-Menghilangkan mucusyang menyumbat jalan napas

-Posisi ini dapat memudahkan pernapasan dan menurunkan episode apneik,khususnya pada adanya hipoksia,asidosis metugolik,iperkania

-Perbaikan kadar O2 dan karbondioksida dapat meningkatkan fungsi pernapasan









3.      Resiko tinggi terjadi Hipotermia b/d Perkembangan SSP himatur (Pusat regulasi Suhu)
Tujuan:tidak terjadi hipotermia,Hasil yang diharapkan ;suhu 36,5-37,5c akral hangat

INTERVENSI
RASIONAL
1.Kaji suhu dengan sering periksa suhu rectal






2.Tempatkan bayi pada penghangat (inkubator)


3.Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila basah,pertahankan kepala bayi tetap tertutup

4.Pantau system pengatur suhu,penyebar hangat atau incubator
- Hipotermia membuat bayi cenderung pada stress dingin,penggunaan simpanan lemak tidak dapat di perbaharui bila ada dan penurunan sensitivitas untuk meningkatkan kadar karbondioksida (hiperkapnie) atau penurunan kadar O2 (hipoksia)

-Mempertahankan lingkungan terminetral,membantu mencegah stress dingin

-Menurunkan kehilangan panas melalui evaporasi


-Hipotermia dengan akibat dari laju metabolism kebutuhan oksigen dan glukoosa dan kehilangan air tidak kast mata dapat terjadi bila suhu lingkungan yang dapat di kontrolterlalu tinggi


4.      Resiko tinggi terhadap infeksi b/d sistim pertahana tubuh belum matang.
Tujuan :selama perawata tidak terjadi komplikasi/infeksi Hasil yang diharapkan :tidak ada tanda tanda infeksi


INTERVENSI
RASIONAL
1.Tingkatkan cara mencuci tangan





2.Kaji bayi terhadap tanda-tanda infeksi seperti ketidakstabilan suhu (Hipotermia dan Hipertermia),Letargi atau perubahan perilaku distress pernapasan

3.Lakukan perawatan tali pusat sesuai dengan protocol Rumah Sakit


4.Pantau system pengatur suhu,penyebar hangat atau incubator

- Mencuci tangan adalah praktik yang paling penting untuk mencegah kontaminasi silang serta mengontrol infeksi dalam ruangan perawatan


-Bermanfaat dalam mendiagnosis infeksi




-Penggunaan bethadine dan berbagai anti mikroba yang membantu mencegah klonisasi

-Hipertermiadengan akibat peningkatan pada laju metabolisme,kebutuhan oksigen dan glukosa dan kehilangan air secara tidak kasat mata dapat terjadi bila suhu lingkungan tidak dapat di control dengan baik.


           
             






PENYIMPANGAN KDM TERHADAP                                                                                                                                                                                                   KONDISI PATOFISIOLOGI “BBLR”

Faktor ibu                                                                     Faktor kehamilan                       Faktor janin
-Gizi saat hamil kurang                                                  -Kehamilan ganda                      -Cacat bawaan
-Umur kurang dari than di atas 35 tahun                       -Kehamilan kromosom         -Infeksi pada janin
-Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat                      -Perdarahan antepartus
-Penyakit menahun ibu
-Pekerja berat,kebiasaan minum alkoho

                                                                                            
                                                                                              BBLR

 Fungsi imun belum sempurna.                             Sistim imun belum sempurna         Fungsi pencernaan
.                                                                             belum sempurna     
                                                                                                                                                     
Kemampuan mengatur suhu badan belum sempurna       Rentan terhadap infeksi      aktivitas reflek .                                  .                                                                                                                                     menghisap .                                                                                                                                                            lemah/lambat                                                                                                                                      .                                                                        Pemberian asi/pasi diluar inkubator            

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh                                                                                                                                                           

 
                                                                                        Resiko infeksi
 
Perubahan suhu pada hipotermi                                                               .                                                                                                                                    .                                                                                                                                            


  Resiko  Hipotermi                                                                                                                                                          

 
 
                                                                                                    












ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BAYI DENGAN BBLR

Tanggal/ jam pengkajian          : 16-06-2011/ Pkl,14.00 Wit
Rungan                                    : Perinatologi
Nomor register                         : 119204
Diagnosa lahir                          : BCB KMK (BBLR)
A.     Pengkajian Data

I.        Data biografi
a.       Identitas Anak
Nama                         : By. E
Jenis Kelamin                        : Perempuan
Tempat/tgl lahir         : Ambon,02-juli-2011
b.      Identitas Orang tua


Ibu
Ayah
Nama
Umur
Agama
Suku/bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

Ny.H
25 thn
Kristen protestan
Ambon/ Indonesia
D3
PNS
Mardika
Tn. R. E
26 thn
Kristen protestan
Ambon/ Indonesia
SMA
-
Mardika

c.       Sumber Biaya        : berasal dari orang tua laki-laki/ ayah


II.     Riwayat kelahiran
a.       Apgar score 1 menit 1       : 7
5        menit 2        : 9
b.      Gestassional Age              : 29-30 mggu
c.       PB/BB lahir                       :1000 gm/ 40 cm
d.      Kompliksi persalinan        : Tidak ada komplikasi persalinan
e.       Cara pesalinan                  : Spontan
III.   Riwayat Maternal
a.       G :            1          P : 1     A : 0
b.      Komplikasi kehamilan      : Tidak ada komplikasi
IV.  Penampilan umum
a.       Keadaan umum                : Lemah
b.      Tingkat kesadaran                         :Compos mentis
c.       Berat badan sekarang        :1550 gr
d.      TTV                                  : Suhu aksila  370c
: Nadi 120x/m
: Pernapasan 46x/m


V.     Pemeriksaan fisik
a.       R efleks
ü  Moro                              : Baik,ada
ü  Menggenggam                : Baik,bila diberikan sentuhan dengan menyelipkan jari ke telapak tangan bayi
ü  Lingkar lengan atas           :9cm
ü  Mengisap                                    : Baik
ü  Menelan                                     :Baik
b.      Tonus/ aktivitas
·         Aktif                               : Baik
·         Pasif                               : Tidak ada
·         Kelainan                         : Tidak ada kelainan
c.       Menangis
Ø  Keras                              : Ya, menangis keras
Ø  Lemah                            : Tidak lemah
Ø  Lain-lain                         : Menangis saat popok basah
d.      Kepala
v  Bentuk                            : Simetris, lonjong
v  Besar/ kecil                     : Kecil
v  Ukuran kepala                : 30 cm
v  Fontanel anterior                        : 2,5 cm, datar,lunak dan datar
v  Sutura sagitalis                : Ada teraba
v  Moulding                                    : Caput succadeneum, tidak ada
: Chepal hematoma, tidak ada
e.       Bentuk wajah
Ø  Simetris/ asimetris           : Simetris
Ø  Paralisis                          : Tidak paralisis
Ø  Edema                            : Tidak ada edema

f.       Mata
o   Sekresi                            : Ada kotoran (tai mata)
o   Ikterus                            : Tidak ikterus
o   Edema kelopak mata      : Tidak ada edema pada kelopak mata
o   Gerakan                          : Ada gerakan,dan berkedip
o   Kelainan                         : Tidak ada kelainan
g.       Telinga
ü  Bentuk                            : normal, simetris kiri dan kanan

h.      Hidung bilateral
ü  Septum                           : Ada septum
ü  Obstruksi                        : Ada obstruksi
ü  Gerakan cuping hidung  : Tidak ada gerakan cuping hidung

i.        Mulut

1.      Bibir                            
·         Warna                                    : Merah mudah
·         Gerakan                    : Ada gerakan, simetris
·         Kelainan                   :  ada kelainan
: reflex mengisap agak lambat
2.      Lidah
·         Warana                                  : Merah mudah
·         Gerakan                    : Ada gerakan, simetris
·         Kelainan                   : Tidak ada kelainan


3.      Palatum
·         Bentuk lengkungan   : Normal
·         Tekstur                                  : Halus
·         Kelainan                   : Tidak ada kelainan

4.      Ovula                          
·         Bentuk                                   : Simetris
·         Pergerakan                : Ya, ada pergerakan
j. Dada
·      Bentuk                      : Normal
·      Ukuran lingkaran      : 27 cm
k. Paru-paru
·     Bunyi napas              : Normal
·     Respirasi                   : Spontan, tidak ada pernapasan cuping hidung
·     RR                            : Frekuensi, 46x/m
l. Klavikula                                : Normal, tidak ada kelainan
m. Jantung
·     S1                             : Normal
·       S2                             : Normal
·     Mur-mur                   : Tidak ada bunyi mur-mur
·     Hr                             : Frekuensi 120 x / menit
n. Abdomen
·     Bentuk                      : Simetris
·     Ukuran lingkaran      : 32 cm
·     Bunyi bising usus     : Tidak ada bunyi bising usus, normal
·     Keadaan tali pusat    : Tali pusat sudah puput
·     Hernia                       : Tidak ada hernia
o. Genetalia dan anus
a. Vulva
·    Labia, bentuk/warnah            : Simetris/ merah mudah
·    Klitoris                       : Ada klitoris
·    Sekresi                       : Ada leucore
·    Lessi                          : Tidak ada lessi

b. Anus
·    Paten                          : Ya
·    Lessi                          : Tidak ada lessi
·    Kelainan                    : Tidak ada kelainan
p. Kulit dan kuku
·    Warna (kulit dan kuku): Kulit,merah mudah
: Kuku, merah mudah
·    Tanda lahir                : Tidak ada tanda lahir
·     Lanugo                     : Ada, di seluruh tubuh
                                         (punggung,dahi,telinga,pelipis,lengan)    
·     Fernix caseosa          : Tipis
·     Luka                         : Tidak ada luka
·     Lessi                         : Tidak ada lessi
·     Turgor                       : Lembab
q. Suhu
·     Suhu kulit                             : 370c
·     Suhu lingkungan incubator   : 32,2-34 0c


IV.              Pola aktivitas
a.       Nutrisi (yang di konsumsi per 24 jm)
·    Asi                                         : di berikan asi
·    Pasi                                        : Enfamilk BBLR 20-30cc/2jm
: Bayi di keluarkan dari incubator pada saat
  membrikan pasi
b.      BAB/BAK
·    Jumlah                                   : 2x sehari
·    Warna                                    : Kuning
·    Bau                                        : Khas
·    Konsistensi                            : Lunak,keras

c.       Personal hygine                                              : Baik/terkontrol

d.      Tidur
·    Keadaan tidur                                    : Nyenyak
·    Jumlah jam tidur                    : Siang, 4 jm
: Malam, 7 jm

VII. Riwayat sosial 
a.        1).  Hubungan orang tua dengan bayi
Respon

Ayah
Ibu
Menyentuh
Memeluk
Berbicara
Kontak mata
Berkunjung
Ya
Ya
Ya
Ya
Kurang
Ya
Ya
Ya
Ya
Kurang

2).  Eksplorasi perasaan orang tua terhadap bayi
v  Kehadiran bayi membuat orang tua senang
3).   Respon anggota keluarga terhadap kelahiran bayi
v  Anggota keluaga senang dengan kelahiran bayi
4).  Tingkat pengetahuan orang tua dalam merawat bayi
v  Kurang
5).  Orang terdekat/ system pendukung yang di hubungi
v  Nenek atau omanya

b.      Anak lain         : Tidak ada anak lain


VIII.         Penatalaksanaan medis dan keperawatan

Ø  Medis                                                                      
1.      Obat mucera 3x2 tts
2.      San B-Plex 1x0,3 ml/hari
Ø  Keperawatan
1.      Pemberian Pasi 20 - 30 cc/ 2 hari
2.      Perawatan incubator

IX.              Informasi tambahan
ü  Bayi di keluarkan dari incubator pada saat membrikan pasi/asi.

X.KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF



1.      KU Lemah
2.      BB : 1550 gr
PB  : 40 cm
             Lingkar kepala       :20cm
Lingkar dada          :27cm
Lingkar lengan atas:9cm
Lingkar perut          :32cm

3.      Suhu aksila  : 37 0 C
Nadi             : 120 x / menit
Pernapasan   : 46 x / menit
4.      Lanugo banyak dipunggung, dahi, telinga, pelipis dan lengan
5.      Fermiks Caseosa tipis
6.      Bayi dirawat dalam incubator, suhunya 32,2 – 340 c
7.      Bayi dikeluarkan dari incubator saat memberikan minum PASI dan meneteh di ibu (asi)
8.      Minum PASI: 20 - 30 cc/ 2 hari
9.      pemberian terapi:                       Obat mucera 3x2                          San B-Plex 1x0,3 ml/hari             Vit K
                                                                       
XI ANALISA DATA
No.
DATA
ETIOLOGI
MASALAH

1.













2




























3.

DS:-
DO: 1.  KU Lemah
        2    BB : 1550 gr
             PB  : 40 cm
             Lingkar kepala :20cm
             Lingkar dada     :27cm
              LLA                  :9cm
             Lingkar perut    :32cm
        3 .Reflek menghisap dan    menelan agak lambat
        4. Fermiks Caseosa tipis
        5. Minum PASI: 20 - 30 cc/ 2 hari

Ds : -
Do :
1.      KU Lemah
2.      BB : 1550 gr
PB  : 40 cm
Lingkar kepala  :20cm
Lingkar dada     :27cm
LLA                   :9cm
Lingkar perut     :32cm

3.      Suhu aksila  : 37 0 C
Nadi             : 120 x / menit
Pernapasan   : 46 x / menit
4.      Lanugo banyak dipunggung, dahi, telinga, pelipis dan lengan
5.      Fermiks Caseosa tipis
6.      Bayi dirawat dalam incubator, suhunya
32,2 – 34, 0 c
7.      Bayi dikeluarkan dari incubator  saat memberikan minum pasi dan meneteh di ibu(asi)

DS:-
DO: 1. KU Lemah                
        2.Suhu 37C
        3.Bayi dirawat dalam                         inkubator suhu 32,2 – 34C
        4.Bayi dikeluarkan dari inkubator saat pemberian PASI dan menetek ibu

Imaturitas













Perkembangan SSP imatur
( pusat regulasi suhu )



























Imaturitas sistem imunologi
(sistim pertahanan tubuh belum matang)   

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan  tubuh










Resiko tinggi hipotermi



























Resiko infeksi

XII.RUMUSAN DIAGNOSA
1.Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d iaturitas yang ditandai dengan:
DS:-
DO: 1.  KU Lemah
        2    BB : 1550 gr
             PB  : 40 cm
             Lingkar kepala :20cm
             Lingkar dada     :27cm
              LLA                  :9cm
             Lingkar perut    :32cm
        3 .Reflek menghisap dan    menelan agak lambat
        4. Fermiks Caseosa tipis
        5. Minum PASI: 20 - 30 cc/ 2 hari


2.Resiko  hipotermi b/d perkembangan SSP imatur (pusat regulasi suhu) yang ditandai dengan:
DS:-
Do :
1.      KU Lemah
2.      BB : 1550 gr
PB  : 40 cm
Lingkar kepala  :20cm
Lingkar dada     :27cm
LLA                   :9cm
Lingkar perut     :32cm


3.      Suhu aksila  : 37 0 C
Nadi             : 120 x / menit
Pernapasan   : 46 x / menit
4.      Lanugo banyak dipunggung, dahi, telinga, pelipis dan lengan
5.      Fermiks Caseosa tipis
6.      Bayi dirawat dalam incubator, suhunya
32,2 – 34, 0 c
7.      Bayi dikeluarkan dari incubator  saat memberikan minum pasi dan meneteh di ibu(asi)

3.Resiko infeksi b/d Imaturitas sistem imunologi,sistim pertahanan tubuh belum matang yang ditandai dengan:

DS:-
DO: 1. KU Lemah                
        2.Suhu 37C
        3.Bayi dirawat dalam inkubator suhu 32,2 – 34C
        4.Bayi dikeluarkan dari inkubator saat pemberian PASI dan menetek ibu

            XII. PRIORITAS MASALAH
1.Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2.Resiko  hipotermi b/d perkembangan SSP imatur (pusat regulasi suhu)
3.Resiko infeksi b/d Imaturitas sistem imunologi,sistim pertahanan tubuh belum matang



















N     C     P
NAMA PASIEN           : by / E                                                    RUANGAN                  : Perinatalogi
                                                                                                   NO. REGISTER  : 119204
JENIS KELAMIN        : Perempuan                                          Dx MEDIS          : BBLR
NO.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
111111

1.Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d iaturitas yang ditandai dengan:
DS:-
DO: 1.  KU Lemah
        2    BB : 1550 gr
             PB  : 40 cm
             Lingkar kepala :20cm
             Lingkar dada     :27cm
              LLA                  :9cm
             Lingkar perut    :32cm
        3 .Reflek menghisap dan    menelan agak lambat
        4. Fermiks Caseosa tipis
        5. Minum PASI: 20 - 30 cc/ 2 hari
































2.Resiko tinggi hipotermi b/d perkembangan SSP imatur (Pusat regulasi suhu) yang ditandai dengan

DS : -

Do :
1. BB : 1500 gr
    PB  : 40 cm
2. Suhu aksila  : 37 0 C
    Nadi  : 120 x / menit
 Pernapasan : 40 x / menit
3. Lanugo banyak
    dipunggung, dahi,
    telinga, pelipis dan
    lengan

4. Fermiks Caseosa tipis

5. Bayi dirawat dalam
    incubator, suhunya
    32,2 – 34 0 c
6. Bayi dikeluarkan dari incubator saat memberikan minum PASI dan meneteh dari ibu (asi)




3.Resiko infeksi b/d Imaturitas sistem imunologi,sistim pertahanan tubuh belum matang yang ditandai dengan:

DS:-
DO: 1. KU Lemah                 
        2.Suhu 37C
        3.Bayi dirawat dalam inkubator suhu 32,2 – 34C
        4.Bayi dikeluarkan dari inkubator saat pemberian PASI dan menetek ibu







Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan dasar nutrisi dapat terpenuhi dengan criteria :
Adanya peningkatan BB
-          a
ü   
ü   























































Mempertahanka
  suhu aksila /kulit
  32,2 – 34 0 c

MANDIRI :


1.Kaji maturitas refleks,berkenaan dengan pemberia makan misalnya:
    -  Mengisap
    -  Menelan
    -  Batuk

2.Berikan ASI/PASI dengan perlahan selama 20 menit dengan kecepatan 1 ml/menit







3.Catat pertumbuhan dan perkembangan dengan menimbang BB dan mengukur PB dan LK setiap minggu







4.Berikan  Vitamin dan Mineral
    -  Vitamin A
    -  Vitamin C
    -  Vitamin D  dan
    -  Vitamin E dan zat besi sesuai indikasi











1. Kaji suhu dengan
    sering periksa
    suhu aksila

2. Tempatkan bayi
     pada penghangat /
     incubator

3.Ganti pakaian atau
    linen tempat tidur
    bila basah.
    Pertahankan
    kepala bayi tetap
    tertutup


4. Pantau sistim
    pengatur suhu,
    penyebar hangat
    atau incubator















1.Tingkatkan cara mencuci tangan      





2.Kaji bayi terhadap tanda-tanda infeksi seperti ketidakstabilan suhu (Hipotermia dan Hipertermia),Letargi atau perubahan perilaku distress pernapasan

3.Lakukan perawatan tali pusat sesuai dengan protocol Rumah Sakit


4.Pantau system pengatur suhu,penyebar hangat atau incubator




Menentukkan metode pemberian makan    yang tepat untuk bayi




-Pemberian ASI/PASI terlalu cepat dapat menyebabkan respon balik cepat dengan  regugitasipeningkatan resiko aspirasi dan distensi abdomen,dapat menurunkan status pernapasan


-Pertumbuhan dan peningkatan BB adalah kriteria untuk penentuan kalori,untuk menyesuaikan formula dan untuk menentukan frekwensi pemberian makan,pertumbuhan mendorong peningkatan kebutuhan kalori dan protein.

-Menggantikan simpanan nutrien rendah untuk meningkatkan keadekuatan nutrisi dan menurunkan resiko infeksi.Vit C dapat menurunkan rentan terhadap anemia hemolitik dan menghilangkan dysplasia bronkopulmonal dan fibroplasias retrolenta.
Vit E membantu mencegah hemolisis SDM


1. Hipotermi membuat
    bayi cenderung stress
    dingin, penggunaan
    simpanan lemak
    coklat yang tidak
    dapat diperbaharui
    bila ada, dan
    penurunan sensivitas
    untuk meningkatkan
    kadar c02 dan
    penurunan o2

2. Mempertahankan
    Lingkungan
    termonetral,
    membantu stress
    dingin

3. Menurunkan
    kehilangan melalui
    evaporasi

4. Hipotermi dengan
    akibat peningkatan
    pada laju metabolism.
    Kebutuhan oksigen
    dan glukosa dan
    kehilangan air tidak
    kasat mata dapat
    terjadi bila suhu
    lingkungan yang
    dapat dikontrol terlalu
    tinggi.


- Mencuci tangan adalah praktik yang paling penting untuk mencegah kontaminasi silang serta mengontrol infeksi dalam ruangan perawatan

-Bermanfaat dalam mendiagnosis infeksi




-Penggunaan bethadine dan berbagai anti mikroba yang membantu mencegah klonisasi

-Hipertermiadengan akibat peningkatan pada laju metabolisme,kebutuhan oksigen dan glukosa dan kehilangan air secara tidak kasat mata dapat terjadi bila suhu lingkungan tidak dapat di control dengan baik.


IMPLEMENTASI
EVALUASI

Tggl :  16,juni 2011
Jam : 16.00 wit

 1.Mengkaji maturitas refleks,berkenaan dengan pemberian makan

  Hasil:  -  Mengisap masih lambat
              -  Menelan baik
Jam:16.10 wit
2.Memberikan ASI/PASI dengan perlahan menggunakan dot selama 20 menit dengan kecepatan 1 ml/menit

Hasil: minum pasi 20-30cc/2hr

Jam:16.40wit
3 Mencatat pertumbuhan dan perkembangan dengan menimbang BB dan mengukur PB dan LK
Hasil: PB:40cm
          BB:1550gr
          LK:20cm
          LD:27cm
          LLA:9cm
Jam:17. 00 wit
4.Kolaborasi dalam pemberian vitamin
-San B plex 1x0,3ml
Hasil : obat telah diberikan







Tggl : 16 Juli 2010
Jam : 20.00 wit

S :-


O : Bayi minum PASI 20cc/dot tiap 2j
       Reflek isap masih lambat

A :masalah perubahan nutrisi pada bayi belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi :
1.      Kaji maturitas reflek menghisap
2.      Masukan asi/pasi perlahan selama 20menit pada kecepatan 1ml/mnt
3.      Catat pengukuran antopometri
4.      Berikan vitamin dan mineral sesuai indikasi

















IMPLEMENTASI
EVALUASI

Tggl :  Juli 2010
Jam : 06.00 wit

1.      Mengukur suhu di aksila bayi
Hasil : Suhu aksila 370 C


Jam : 17.30 wit

2.      Mengganti pakaian bayi dan popok yang basah dan membendong bayi sampai kepala terlindungi
Hasil : Bayi merasa nyman

Jam : 17.50 wit

3.      Memantau suhu incubator
Hasil : Suhu incubator 32,2 – 340 C

Jam : 18.00 wit
4.      Memberikan minum PASI/ASI pada bayi Hasil : Bayi menghisap cukup baik

Jam : 18.20 wit
5.      Memasukan bayi di dalam incubator
Hasil : Bayi hangat

Tggl :  Juli 2010
Jam : 20.20 wit

S :-


O : Suhu aksila 370 C
      bayi dirawat di dalam incubator dengan suhu       32,2 – 340C

A : Resiko  terhadap hipotermi tidak efektif pada bayi belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi :
1.Kaji suhu dengan sering periksa suhu aksila
2.Tempatkan bayi pada penghangat atau incubator
3 .Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila basah. Pertahankan kepala bayi tetap tertutup
4.Pantau sistim pengatur suhu,penyebar  hangat atau incubator



















IMPLEMENTASI
EVALUASI

Tggl : 26 Juli 2010
Jam : 06.00 wit
1.Mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah merawat bayi
Hasil : tidak terjadi kontaminasi

Jam : 18.30 wit
2.Kaji bayi terhadap tanda-tanda infeksi dengan inspeksi dan palpasi
Hasil ; Tanda dolor,kalor,rubor,tumor tidak ada

Jam : 19.00 wit
3.Memberitaukan Head education kepada keluarga bayi memmakai baju khusus/short waktu masuk ruang perinatologi
Hasil :keluarga mengeti dan melaksanakanya

Pukul:19.10wit
3.Kolaborasi dalam memberikan obat antibiotik
-mucera 2x3tts
Hasil: obat telah diberikan

Tggl : 27 Juli 2010
Jam : 20.30 wit

S : -

O:Suhu:37C
      Bayi dalam inkubator
      Bayi dikeluarkan dari inkubator saat     pembertian pasi/asi



A : Masalah resiko infeksi belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi :
      1.Tingkatkan tindakan mencuci tangan
      2.Kaji bayi terhadap tanda tanda in feksi
      3.Kolaborasi dalam pemberian antibiotik



















CATATAN PERKEMBANGAN
Nama               : By E
DX medis        : BBLR
No.Reg                        : 11 92 04

TGL / JAM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
SOAPIER

26 Juli 2010
08.00 wit





















08.30 wit





09.00 wit

Resiko tinggi hipotermi b/d perkembangan ssp imatur ( pusat regulasi suhu )

S :

O : BB              :1500gr
      PB               : 40 Cm
      Suhu aksila : 370 C
      N                 : 120 x/mnt
      P                  : 40x/mnt
     Bayi dirawat dalam incubator, suhunya      32,2 – 340 C

A : Masalah resiko tinggi terhadap termoregulasi tidak efektif belum teratasi.

P : 1. Kaji suhu dengan sering,periksa suhu
         aksila
      2. tempatkan bayi pada penghangat
          (incubator )
      3. Ganti pakaian atau linen tempat tidur
          bila basah, pertahankan kepala bayi
          tetap tertutup
     4.  Pantau sistim pengatur suhu, penyebar
          hangat atau incubator

I : 1. Mengukur suhu di aksula bayi
    2. Menempatkan bayi di dalam incubator
    3. Mengganti pakaian bayi dan popok
     yang basah dan mambendong kepala
     bayi sampai terlindungi
 4. Memantau suhu incubator

E : 1. Suhu aksila 370 C
      2. Bayi hangat di dalam incubator dan
          terbungkus kain dari kaki sampai
          menutupi ubun-ubun

R : -







TGL / JAM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
SOAPIER

27 Juli 2010
08.00 wit





















08.30 wit





09.00 wit

Resiko tinggi hipotermi b/d perkembangan ssp imatur ( pusat regulasi suhu )

S :

O : BB              :1550gr
      PB               : 45 Cm
      Suhu aksila : 370 C
      N                 : 120 x/mnt
      P                  : 40x/mnt
     Bayi dirawat dalam incubator, suhunya      32,2 – 340 C

A : Masalah resiko tinggi terhadap termoregulasi tidak efektif belum teratasi.

P : 1. Kaji suhu dengan sering,periksa suhu
          Aksila
     2. tempatkan bayi pada penghangat
         (incubator )
     3. Ganti pakaian atau linen tempat tidur
          bila basah, pertahankan kepala bayi
          tetap tertutup
     4. Pantau sistim pengatur suhu, penyebar
         hangat atau incubator

I : 1. Mengukur suhu di aksula bayi
     2. Menempatkan bayi di dalam incubator
     3. Mengganti pakaian bayi dan popok yang basah dan mambendong kepala bayi sampai terlindungi
     4. Memantau suhu incubator

E : 1. Suhu aksila 370 C
      2. Bayi hangat di dalam incubator dan
          terbungkus kain dari kaki sampai
           menutupi ubun-ubun
       3. Suhu incubator 32,2 – 340 C

R : -











TGL / JAM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
SOAPIER

28 Juli 2010
08.00 wit





















08.30 wit





09.00 wit

Resiko tinggi hipotermi b/d perkembangan ssp imatur ( pusat regulasi suhu )

S :

O : BB              :1500gr
      PB               : 45 Cm
      Suhu aksila : 370 C
      N                 : 120 x/mnt
      P                  : 40x/mnt
     Bayi dirawat dalam incubator, suhunya      32,2 – 340 C

A : Masalah resiko tinggi terhadap termoregulasi tidak efektif belum teratasi.

P : 1. Kaji suhu dengan sering,periksa suhu
          Aksila
     2. tempatkan bayi pada penghangat
         (incubator )
     3. Ganti pakaian atau linen tempat tidur
          bila basah, pertahankan kepala bayi
          tetap tertutup
     4. Pantau sistim pengatur suhu, penyebar
         hangat atau incubator

I : 1. Mengukur suhu di aksula bayi
     2. Menempatkan bayi di dalam incubator
     3. Mengganti pakaian bayi dan popok
         yang basah dan mambendong kepala
         bayi sampai terlindungi
     4. Memantau suhu incubator

E : 1. Suhu aksila 370 C
      2. Bayi hangat di dalam incubator dan
          terbungkus kain dari kaki sampai
           menutupi ubun-ubun
       3. Suhu incubator 32,2 – 340 C

R : -










TGL / JAM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
SOAPIER

29 Juli 2010
08.00 wit





















08.30 wit





09.00 wit

Resiko tinggi hipotermi b/d perkembangan ssp imatur ( pusat regulasi suhu )

S :

O : BB              :1500gr
      PB               : 45 Cm
      Suhu aksila : 370 C
      N                 : 120 x/mnt
      P                  : 40x/mnt
     Bayi dirawat dalam incubator, suhunya      32,2 – 340 C

A : Masalah resiko tinggi terhadap termoregulasi tidak efektif belum teratasi.

P : 1. Kaji suhu dengan sering,periksa suhu
          Aksila
     2. tempatkan bayi pada penghangat
         (incubator )
     3. Ganti pakaian atau linen tempat tidur
          bila basah, pertahankan kepala bayi
          tetap tertutup
     4. Pantau sistim pengatur suhu, penyebar
         hangat atau incubator

I : 1. Mengukur suhu di aksula bayi
     2. Menempatkan bayi di dalam incubator
     3. Mengganti pakaian bayi dan popok yang basah dan mambendong kepala bayi sampai terlindungi
     4. Memantau suhu incubator

E : 1. Suhu aksila 370 C
      2. Bayi hangat di dalam incubator dan
          terbungkus kain dari kaki sampai
           menutupi ubun-ubun
       3. Suhu incubator 32,2 – 340 C

R : -










DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Malynn. E, 2001. Rencana Perawatan maternal. Penerbit buku  kedokteran EGC : Jakarta
Dra. Jumiarni, 1995. Asuhan keperawatan perinatal. Penerbit buku
kedokteran EGC : Jakarta
Haws Paulette. S. 2008. Asuhan Neonatus. Penerbit buku
kedokteran EGC : Jakarta
Prof. dr. Hanifa Winkjosastro, SPOG, 2005. Ilmu kebidanan, yayasan             Bina Sarwono Prawiroharjo : Jakarta





No comments:

Post a Comment